Skip ke Konten

Asal Mula Sangkala

Sangkala lahir dari sebuah pencarian yang sederhana, tapi ternyata tidak mudah: mencari celana yang nyaman untuk yoga dan meditasi, tanpa harus terlihat seperti baru keluar dari studio olahraga.

Sebagai seseorang yang mempraktikkan yoga, kami menyadari satu hal—kebanyakan celana yoga terlalu sporty. Terlalu ketat, bahannya panas, dan hanya “masuk akal” dipakai di mat. Begitu selesai latihan, rasanya canggung jika harus langsung keluar rumah. Padahal, setelah yoga atau meditasi, justru di momen itulah tubuh dan pikiran sedang berada dalam kondisi paling tenang.

Kenapa harus buru-buru berganti?

Dari sana muncul keinginan akan pakaian yang lebih lembut ke tubuh, memberi ruang untuk bernapas, dan tidak memaksa bentuk. Pakaian yang mendukung gerak, diam, dan jeda. Yang bisa dipakai untuk duduk bermeditasi, lalu tetap pantas dikenakan untuk menjalani hari.

Sangkala kemudian memilih linen sebagai fondasi. Bahan yang ringan, breathable, dan jujur terhadap tubuh. Tidak menahan panas, tidak menekan, tidak berisik secara visual. Sejalan dengan filosofi hidup yang lebih sadar dan pelan—lebih mendengarkan, bukan menuntut.

Nama Sangkala sendiri berarti sang waktu. Karena pada akhirnya, inti dari hidup adalah bagaimana kita hadir di dalam waktu yang kita miliki. Kami ingin Sangkala menjadi brand yang tidak habis dipakai sesaat, tapi justru semakin meresap seiring berjalannya waktu—semakin dikenakan, semakin terasa.

Melalui rumah Sangkala, kami berharap bisa menghadirkan pakaian yang bukan hanya menempel di tubuh, tapi juga menemani proses. Pakaian yang mengajak kita untuk lebih lembut pada diri sendiri, lebih sadar pada setiap gerak, dan lebih tenang dalam menjalani hari.

Jika dunia ingin menjadi lebih baik dan lebih indah, mungkin ia bisa dimulai dari hal kecil—dari apa yang kita kenakan, dan bagaimana kita merasakannya.